BAB XII - BAGAIMANA AGAR DAPAT BERSATU DENGAN SANG JATI DIRI
ooredoo

Wednesday, July 23, 2014

Home » Ajaran Agama Hindu , ASHTAVAKRA GITA » BAB XII - BAGAIMANA AGAR DAPAT BERSATU DENGAN SANG JATI DIRI

BAB XII - BAGAIMANA AGAR DAPAT BERSATU DENGAN SANG JATI DIRI

BAB XII
BAGAIMANA AGAR DAPAT BERSATU DENGAN SANG JATI DIRI


Janaka berucap :
1. Pertama-tama aku bersikap menolak melakukan aktivitas-aktivitas ragaku, kemudia kata-kata dan lalu berbagai pikiranku, Aku bersemayam di dalam DiriKu.

2. Setelah tidak mendapatkan kepuasan dari berjapa dan dari obyek-obyek sensual lainnya dan Sang Jati Diri pun tidak menampakkan diri, maka akupun menjauhkan diriku dari samadi. Selanjutnya oleh karena hal-hal tersebut, Aku bersemayam di dalam DiriKu.

3. Harus ada upaya untuk bersamadi (konsentrasi dalam upaya bermeditasi) sewaktu terjadi pengalihan dalam konsentrasi karena terganggu oleh pikirannya yang kian kemari.

4. Setelah menemukan (faham dan sadar akan) bahwa tidak ada yang harus diterima dan tidak ada yang harus ditolak, dan setelah merasa tidak memiliki kebahagiaan maupun penderitaan, “Oh Brahmana” (Prabu Janaka menyebut Ashtavakra dengan sebutan Brahmana), selanjutnya, oleh hal tersebut, pada saat ini ku bersemayam di dalam DiriKu.

5. Menerima tahap-tahap kehidupan yang utama (Hindu Dharma mengenai sebab tahap kehidupan manusia dari lahir sampai dengan kematian) ataupun menolak menjalaninya, mengendalikan sang pikiran … semua ini kufahami sebagai halangan-halangan bagiku, selanjutnya oleh karena hal tersebut, sebenarnya Aku bersemayam di dalam DiriKu.

6. Bersikap tidak melaksanakan sesuatu (non-aksi) dan melaksanakan sesuatu tindakan, sama-sama bersumber dari kekurang-pengetahuan (vignana). Memahami hal ini secara penuh, selanjutnya Aku, sebenarnya bersemayam di dalam DiriKu sendiri.

7. Berpikir akan Yang Maha Tak Terpikirkan (Tuhan Yang Maha Esa) seseorang akhirnya membayangkanNya dalam suatu bentuk sesuai dengan kadar pemikiran orang tersebut, sebenarnya, Aku bersemayam di dalam DiriKu sendiri.

8. Penuh dengan berkat adalah manusia yang telah mencapai tahap pengejawantahan DiriNya ini. Penuh dengan berkat adalah ia yang telah terisi (menyatu) dengan Alam Yang Maha Suci (Tuhan Yang Maha Esa).