BAB XIV
KEHENINGAN
Janaka berucap :
1. Sebenarnya seseorang disebut berpikiran kosong (Sunya-cihtha) secara spontan, yang telah terhapus (seluruh) pengalaman-pengalaman duniawinya, yang berpikir akan obyek-obyek sensualnya secara kebetulan saja, dan yang ibarat seseorang yang terjaga walaupun raganya sedang tertidur.
2. Sewaktu secara tiba-tiba berbagai keinginan mencair, dimanakah berada kekayaanku, dimanakah berada teman-teman dan sahabat-sahabatku, dimanakah berada pencuri-pencuri yang berbentuk obyek-obyek sensual …. Dimanakah berada skripsi-skripsi suci dan ilmu-pengetahuan itu sendiri?
3. Yang Maha Jati Diri, sebagai “Sang Saksi” dan Yang Maha Esa, Purusha, telah terrealisasi olehku, dan Aku telah bersikap sama rata (tidak lagi mengacuhkan) keterikatan dan kebebasan; pada saat ini Aku tidak mengkhawatirkan emansipasiku.
4. Berbagai keadaan seseorang yang bijaksana, yang kosong pikirannya di dalam, tetapi di luarnya ia kesana-kemari sesuai dengan kesenangannya ibarat seseorang yang kacau pikirannya, hanya dapat difahami oleh mereka-mereka yang bersifat sama dengannya.