BAB XX - TAHAP ABSOLUT
ooredoo

Wednesday, July 23, 2014

Home » Ajaran Agama Hindu , ASHTAVAKRA GITA » BAB XX - TAHAP ABSOLUT

BAB XX - TAHAP ABSOLUT

BAB XX
TAHAP ABSOLUT

Janaka berucap:
1. Dimanakah berada maha panca butha, dan dimanakah berada sang raga? Dimanakah berada anggota-anggota tubuh dan dimanakah berada sang pikiran? Dimanakah berada kekosongan dan dimanakah berada keputus-asaan? ….. Bagiku, yang secara alami bersifat tanpa noda!

2. Dimanakah berada skripsi-skripsi suci; dimanakah berada ilmu-pengetahuan tentang Sang Jati Diri? Dimanakah berada sang pikiran yang terlepas dari obyek-obyek sensual, dan dimanakah berada rasa puas akan apa adanya ini? Dimanakah letak-letak sifat-sifat tanpa nafsu, hasrat dan berbagai keinginan? …. Bagiku, yang telah melampaui unsur-unsur dualitas yang saling berlawanan.

3. Dimanakah ilmu-pengetahuan? Dimanakah kebodohan berada? Dimanakah “Aku” ini dan dimanakah “ini”? Dimanakah “punyaku”? Dimanakah keterikatan? Dimanakah kebebasan? Dimanakah atributku yang bersifat Utama …. Sang Jati Diri Yang Tak Terjabarkan (Yang Maha Kuasa)?

4. Bagaimana para Prarabdha (akibat dari masa lalu) dapat bekerja? Dimanakah kebebasan pada saat kematian? … untukku, Yang Senantiasa Tak Terbeda-bedakan!

5. Dimanakah berada “si pelaksana” dan “si penikmat”? Dimanakah berada perhentian pemikiran ataupun permulaan pikiran? Dimanakah ilmu-pengetahuan langsung atau ilmu-pengetahuan yang tidak langsung … bagiku, yang jauh dari atribut duniawi (ego, dan berbagai nafsu duniawi yang berlandaskan ego).

6. Dimanakah dunia ini, dan dimanakah berada sang pencari Kebenaran setelah kebebasan spiritualnya? Dimanakah berada insan yang berusaha terus-menerus di jalan spiritualnya dan dimanakah berada insan-insan yang terikat ataupun yang telah bebas? … untukku, yang bersifat non-dua secara alami?

7. Dimanakah berada penciptaan dan kiamat? Dimanakah terletak keakhiran dan upaya-upaya mencapai kesadaran? Dimanakah berada seorang Sadhaka (pencari kebenaran) dan dimanakah berada Sidhi (kekuatan supra-natural yang menjauhkan seseorang dari jalan kebenaran) … bagiku, yang bersemayam di dalam sifatKu yang non-dualistik?

8. Dimanakah berada “yang mengetahui” dan dimanakah berada “jalan ke ilmu-pengetahuan”? Dimanakah berada “obyek ilmu-pengetahaan” dan dimanakah berada “ilmu-pengetahuan” yang obyektif? Apakah yang disebut “apapun saja” dan apakah itu yang disebut “bukan apapun juga”? … bagiku, yang bersifat Senantiasa Murni.

9. Dimanakah berada kekacauan dan dimanakah berada konsentrasi? Dimanakah ilmu-pengetahuan yang pasti dan dimanakah berada khayalan? Dimanakah berada kesenangan dan dimanakah penderitaan? … bagiku yang senantiasa bersifat Tanpa Aksi (Non-Aksi).

10. Dimanakah berada aktifitas di dalam tahap realitas, dan dimanakah berada tahap Absolut? Dimanakah berada penderitaan? Dimanakah berada kebahagiaan? …… bagiku, yang berada di atas pemikiran-pemikiran yang menyimpang.

11. Apakah itu yang disebut ilusi Sang Maya dan dimanakah berada dunia yang berubah-ubah? Apakah itu keterikatan dan apakah itu yang disebut menjauhkan (melepaskan diri dari hal-hal yang bersifat duniawi)? Dimanakah berada Sang Jiwa dan dimanakah berada Sang Brahman? …. Bagiku, yang bersifat Murni.

12. Dimanakah berada aktifitas, dimanakah berada non-aktifitas? Dimanakah berada kebebasan dan dimanakah berada keterikatan? …. Bagiku, yang bersifat Tak Dapat Diubah-ubah dan Tak Terbagi-bagi, dan senantiasa secara mantap bersemayam di dalam Sang Jati Diri.

13. Dimanakah berada instruksi-instruksi? Dimanakah berada ajaran-ajaran skripsi-skripsi suci? Dimanakah berada Sang Guru? Dimanakah sebenarnya berada “Tujuan Kehidupan”? …. Bagiku, yang bersifat Siva (Kebajikan Absolut), terlepas dari semua keterbatasan. (Kata Siva juga bisa berarti Sang Pemilik Jiwa, Karunia Yang Maha Kuasa, Keheningan, Kebajikan dan “Yang Maha Memberi Harapan”).

14. Dimanakah letak eksistensi? Dimanakah letak “non-eksistensi”? Dimanakah berada Sang Tunggal? Dimanakah berada dualitas? Untuk apa harus berkata-kata lagi … Tiada suatu apapun yang sebenarnya dariKu.